Blog Archive

BuX.ee: You Will Succeed With Us!

Kho ping hoo

Diposting oleh hanariadi On 09.39

Kho Ping Hoo
Penulis: Kurniawan

Tak satu pun penggemar cerita silat di Indonesia yang tak kenal nama Asmaraman S Kho Ping Hoo. Namanya sering disandingkan dengan Gan Kok Liang (Gan KL), Oey Kim Tiang (OKT), atau Tjan Ing Djiu (Tjan ID). Benar, sederet nama itu adalah penulis-penulis cerita silat terkenal pada era 1950-an. Kini pun nama-nama mereka masih bergaung lewat penerbitan ulang karya-karya mereka.

Kho Ping Hoo terlahir di Sragen, Solo, Jawa Tengah, pada 17 Agustus 1926 dari keluarga Tionghoa peranakan. Ping Hoo hanya mencecap bangku sekolahan sampai kelas I HIS ( Hollandsche Inlandsche School ), namun minat baca dan keinginannya untuk menulis tinggi.

Setelah gonta-ganti pekerjaan, akhirnya dia mulai menulis cerita pendek sejak tahun 1952. Pada tahun 1958, cerpen pertamanya dimuat di majalah terbesar Indonesia saat itu, Star Weekly. Nampaknya, hal inilah yang mendorongnya untuk mengembangkan bakat kepenulisannya. Namun, Ping Hoo tidak memilih menulis cerpen biasa, tapi menciptakan cerita silat (cersil). Soal persilatan dikenal Ping Hoo dari ayahnya yang mengajari silat keluarga kepadanya sejak kecil.

Cersil perdananya, Pedang Pusaka Naga Putih, dimuat bersambung di majalah Teratai, majalah yang didirikannya bersama beberapa pengarang lain. Cersilnya segera populer, apalagi setelah Ping Hoo menerbitkannya dalam bentuk buku saku. Penerbit Gema di Solo adalah penerbitan yang dibangunnya sendiri dan jadi penerbit tunggal cerita-cerita silat dan novelnya hingga kini.

Berbeda dengan umumnya penulis cersil masa itu, seperti Gan KL dan OKT, Ping Hoo tidak menerjemahkan cersil berbahasa Tionghoa, tapi mengarang sendiri dengan meramu fantasi dan pengetahuannya. Cerita-ceritanya kebanyakan berlatar sejarah Tiongkok dan Jawa. Meskipun Ping Hoo tak menguasai bahasa Tionghoa, kesan yang didapat dari karyanya seakan-akan pengarangnya menguasai betul sejarah dan kebudayaan Tongkok, meski kadang-kadang keliru dalam penulisan tahun-tahun dinastinya.

Cersilnya yang yang terkenal adalah "Serial Bu-Kek Sian-Su" yang terdiri dari 17 judul, dari "Bu-Kek Sian-Su" hingga "Pusaka Pulau Es". Setiap judul terdiri dari 18 sampai 62 jilid. Dalam serial ini pula terdapat judul "Pendekar Super Sakti" yang dianggap karyanya yang paling populer. Selain itu, patut pula disebut serial lain, seperti "Pedang Kayu Harum" dan "Pendekar Budiman". Sedangkan yang kini Anda dapat nikmati di Detikcom adalah "Suling Emas" yang merupakan bagian dari "Serial Bu-Kek Sian-Su".

Untuk karya berlatar Jawa, Ping Hoo terkenal dengan beberapa karyanya, seperti "Darah Mengalir di Borobudur" dan "Badai di Laut Selatan". "Darah Mengalir di Borobudur" bahkan pernah dipentaskan berulangkali dalam bentuk sendratari Jawa dan disiarkan dalam bentuk sandiwara radio.

Selama 30 tahun berkarya, Ping Hoo menghasilkan lebih dari seratus judul karya. Angka pastinya masih jadi persoalan. Peneliti sastra peranakan, Leo Suryadinata, mencatat 120 judul, sedangkan Majalah Forum mencatat lebih banyak lagi, 400 judul cerita berlatar Tiongkok dan 50 judul berlatar Jawa.

Namun, pada akhirnya Ping Hoo harus berhenti berkarya. Pada Jumat, 22 Juli 1994, serangan jantung telah membawanya menghadap Sang Pencipta secara tiba-tiba.

Category : edit post

0 Response to "Kho ping hoo"

Posting Komentar


ShoutMix chat widget

STATISTIK

Best Web Hosting